Temperatur Bumi Pecahkan Rekor

Pada tahun 2005 dan 2010, suhu di Bumi tercatat sebagai yang terhangat sepanjang masa. Temuan ini dirilis National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Meski banyak daerah masih diselimuti suhu dingin, secara keseluruhan planet yang kita huni ini mencatat suhu terhangat sepanjang masa, setidaknya sejak 1880.

Menginjak tahun 2011, temperatur Bumi terus meningkat secara berturut-turut selama 34 tahun di atas temperatur rata-rata Bumi di abad 20.

Secara global, kombinasi suhu tanah dan permukaan laut Bumi di tahun 2010 berdekatan dengan tahun 2005, yang mana tercatat sebagai yang terpanas: 1,12 derajat Fahrenheit (setara -17,1 derajat Celsius) di atas suhu rata-rata Bumi di abad 20.

Secara lebih rinci, temperatur permukaan tanah di tahun 2010 adalah 1,73 derajat Fahrenheit (setara -16,8 derajat Celsius) di atas suhu rata-rata Bumi di abad 20. Sedangkan temperatur permukaan laut di tahun yang sama adalah 0,88 derajat Fahrenheit (setara -17,2 derajat Celsius)

Menurut data Global Historical Climatology Network, tahun 2010 juga tercatat sebagai tahun terbasah Bumi. Pola cuaca juga tidak biasa. Ada tujuh badai bernama dan tiga angin topan yang memporakporandakan laut Pasifik. Sementara Atlantik masih menjadi yang teraktif dengan 19 badai bernama dan 12 angin topan.

Temuan di tahun 2010 ini sekaligus mencatat rekor baru badai dan angin topan terbanyak kedua di Pasifik dan ketiga di Atlantik sejak pertengahan era 1960, di mana ilmuwan telah mampu mendeteksinya dengan satelit.

Di samping itu, NOAA juga menemukan bahwa curah hujan secara global telah meningkat satu inci di atas rata-rata curah hujan jangka panjang. Dan, jumlah salju memecah rekor bulanan dan musiman di banyak tempat.

"Sejumlah studi kami membuktikan bahwa pola musim dingin dibuat oleh kombinasi El Nino dan Osilasi Kutub Utara

"Beberapa penelitian NOAA membuktikan bahwa pola musim dingin dibuat lebih mungkin oleh negara gabungan El Nino dan Osilasi Kutub Utara," kata NOAA, seperti dilansir TG Daily, Jumat, 14 Januari 2011.

Sementara itu sebuah studi terbaru yang dilakukan sejumlah ahli dari University of New South Wales, Australia, yang dilansir Selasa 10 Mei 2010, menjelaskan bahwa dalam kurun waktu kurang dari tiga abad,separuh dari planet bumi terlalu panas untuk dihuni manusia.

Peningkatan temperatur di beberapa tempat, bisa membuat manusia tidak mampu lagi beradaptasi dan bertahan hidup. Proses pembangunan, terutama emisi gas dan rumah kaca, menjadi sebab melonjak temperatur itu.

Para ahli itu merekomendasikan bahwa tindakan--bukan lagi sekedar kebijakan --mengurangi emisi gas dan rumah kaca sebagai salah satu solusi. Membiarkan bumi ini terus dipenuhi dua hal itu akan membuat temperatur naik sekitar 10 hingga 12 persen pada tahun 2300.

Para ahli itu menegaskan, "Sebagian besar selisih pendapat mengenai perubahan iklim adalah mengenai apakah dunia akan berhasil menempatkan pemanasan global di level yang relatif aman, yakni dengan hanya penambahan dua derajat Celsius pada 2100," kata Profesor Tony McMichael dari Australian National University (ANU) dalam karya ilmiah tambahan yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), seperti dikutip dari laman Xinhua.

Namun sang profesor menambahkan bahwa perubahan iklim tidak akan berhenti pada tahun 2100. Hingga tahun 2300, kita mungkin akan berhadapan dengan peningkatan temperatur sebesar 12 derajat atau bahkan lebih.

Bila kondisi tersebut benar terjadi, McMichael mengatakan bahwa kekhawatiran yang terjadi saat ini, terutama mengenai naiknya permukaan air laut, kebakaran dan gelombang panas, merosotnya keberagaman hayati, dan persoalan agrikultur akan menjadi tidak penting bila dibandingkan dengan dampak secara global.

"Peningkatan temperatur bisa menimbulkan ancaman bagi kelangsungan spesies kita," kata McMichael. "Karena setengah dari wilayah berpenghuni di planet ini akan menjadi terlalu panas bagi makhluk hidup," lanjutnya.

Penelitian tersebut dilakukan atas kerja sama dengan Purdue University di Amerika Serikat dan telah dipublikasikan di jurnal PNAS kemarin.




0 Response to "Temperatur Bumi Pecahkan Rekor"

Post a Comment

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme